Tuesday, March 20, 2018

[Random Thought] Prinsip

Beberapa waktu lalu, nggak sengaja gue lihat sebuah thread perdebatan netizen Twiter. Bukan, bukan isu politik atau hak asasi manusia. Isu yang sangat sederhana tapi cukup menggelitik buat gue; ucapan terima kasih. Perdebatan muncul ketika salah satu netizen bercerita tentang dia yang habis menolong, lebih jelasnya, menahan pintu sebuah kafe untuk orang lain, tapi orang itu sama sekali nggak bilang 'terima kasih'. Si netizen kesel dan intinya mengungkapkan kalo he doesn't like that kind of attitude. Gue baca tweet dia sambil ngangguk-ngangguk penuh semangat karena setuju. Banget.
Karena gue sepaham sama netizen itu, gue baca thread-nya and, surprise! Agak tertohok setelah baca argumen orang-orang yang kontra.

"Itu sih emang lo aja yang pamrih, nggak ikhlas, gitu doang berharap makasih!"

Well, kemudian gue mikir keras. Masa sih gue sepamrih itu?

'Tolong' dan 'terima kasih' menurut gue adalah dua dari tiga (yang ke tiga 'maaf' dan gue akan bahas ini di post yang berbeda) etika dasar ketika berinteraksi dengan siapa pun, termasuk stranger. Kata tolong jelas digunakan ketika gue akan meminta bantuan seseorang. Orang yang minta bantuan tanpa kata 'tolong' mutlak bakal gue cap sebagai orang yang nggak punya etika. Kemudian 'terima kasih' ini lanjutan dari 'tolong'. Orang yang nggak bilang 'terima kasih' setelah minta bantuan juga sama nggak beretikanya dengan orang yang nggak pernah minta bantuan pake kata 'tolong'.

Tapi, apa iya semua orang punya prinsip yang sama?

Mikir, mikir, mikir.

Dan akhirnya gue nemu satu titik terang bagi keresahan atas sifat pamrih yang mungkin gue miliki. 'Tolong' dan 'terima kasih' adalah dua termin yang berkaitan. Kalo gue niat nolong orang tanpa diminta, emang seharusnya gue nggak berharap ucapan terima kasih.

"Gue nggak minta tolong, berarti ucapan terima kasih nggak wajib buat diucapkan."

Mungkin itu yang dipikirin sama 'tersangka' dalam tweet itu.

Nggak salah, sama sekali. Tapi prinsip gue berseberangan sama itu. Buat gue, ucapan terima kasih itu bentuk balas budi atas kebaikan yang udah orang lain kasih ke gue, walaupun itu sesuatu yang nggak pernah gue minta. Kalo emang orang lain nggak punya prinsip yang sama, gue nggak akan maksain dia buat ngelakuin hal yang sama juga. Jadi menurut gue, nggak ada yang salah. Si tersangka nggak salah karena bener dia nggak minta tolong. Netizen pun nggak salah karena  hello, siapa sih yang nggak kesel udah bantu orang tapi orangnya nggak tau terima kasih? Mereka cuma beda prinsip aja.
Pada akhirnya, perdebatan netizen yang sangat kasual itu menuntun gue pada satu refleksi diri yang harus gue perbaiki; ikhlas.

Setelah introspeksi dadakan itu, tiap kali habis ngelakuin kebaikan, gue nyaris nggak pernah berharap imbalan bahkan sekedar ucapan terima kasih. Pun gue nggak pernah misuh-misuh karena orang lain lupa ngucapin terima kasih ke gue. Serius, ternyata menghargai prinsip orang jauh lebih penting dari sekedar ucapan terima kasih.