Friday, December 30, 2016

[Memoar] Menolak

Dulu, aku selalu menahanmu untuk berubah. Tapi tidak lagi saat ini. Aku sadar perubahan pasti terjadi dan memang harus terjadi.

Kemudian aku ikut berubah. Mencoba mengikuti tiap langkah lebar yang kamu buat. Aku tertatih. Aku lelah. Aku terluka.

Kamu tidak peduli.

Saat langkahku nyaris sama besarnya denganmu, kamu berlari. Meninggalkanku. Dengan luka lebar yang terlanjur mengaga.

Meluluhkanmu bukan perkara mudah. Tapi berlari ke arah sebaliknya bukan sebuah pilihan.

Jika kamu ingin melukai kakiku agar aku tidak lagi berjalan ke arah yang sama denganmu, lakukanlah. Aku tidak akan menyesal. Aku tidak akan menghiraukan.

Tapi tolong, jangan minta aku untuk berhenti. Aku menolak.

Karena bagiku, membukakan pintu untukmu sore itu, tidak pernah menjadi kesalahan.
Bahkan dalam mimpi terburuk sekali pun.

Friday, December 16, 2016

[Memoar] Untuk Kamu, yang Sedang Mencari


Sudahkah kamu menemukan apa yang kamu cari?
Jika nanti kamu lelah mencari
Atau kakimu lelah melangkah
Dan tidak lagi memiliki tujuan
Atau harimu mulai terasa menyedihkan
Dan tidak lagi memihak padamu
Ketahuilah bahwa kamu selalu memiliki tempat untuk pulang
Jika kamu merasakan kosong yang sama denganku
Pulanglah


Thursday, December 8, 2016

[Memoar] Harder

I thought today would get easier. Actually, no. It's even getting harder, indeed.

Wednesday, December 7, 2016

[Memoar] Hari Pertama

Hari pertama
Sudah lama sejak terakhir kali aku merasakan hari pertama, dalam segala hal
Pagi ini aku mendengar langkahku lebih keras dari biasanya
Mendengar angin yang berhembus lebih kencang dari biasanya
Tapi aku mendengar suara orang lalu lalang lebih kecil dari biasanya
'Mampukah aku? Mampukah kita?'
Pertanyaan itu terus berulang di kepalaku
Seiring dengan langkahku yang terdengar semakin keras
Juga angin yang senang sekali membuat tanganku dingin
Dan orang-orang yang tidak ingin aku hiraukan keberadaannya
Pada akhirnya aku menjawab pertanyaanku sendiri
'Harus.'
Ya
Hari pertama selalu lebih berat dari hari-hari selanjutnya











Jadi, bolehkah aku berharap kamu pun merasakan berat yang sama?

Sunday, April 17, 2016

[Reka] Memori

Siang itu kamu pergi, tanpa satu kata pun kamu tinggalkan untukku
Kamu bilang, mencintaiku sesederhana mentari yang selalu kembali ke peraduannya ketika bulan meminta
Sesederhana udara yang selalu mengisi ruang kosong
Seperti aku yang mengisi sudut kosong milikmu

Siang ini kamu membuang mukamu, seolah aku tidak pantas untuk mendapatkan tatapmu
Hilangkah aku dari ingatanmu?
Tidak layakkah aku untuk sekadar duduk manis dalam memorimu?
Aku tidak baik-baik saja

Siang nanti aku akan berjalan menjauh
Tidak mengharap kamu akan memintaku untuk tinggal
Karena jika siang nanti tiba, aku yakin semesta telah mengirimkan penggantimu 
Yang tidak akan melepaskan aku dari memorinya, tidak seperti kamu